“SISTEM
PEREKONOMIAN
INDONESIA”
Disusun :
ZEINAL ARIFIN
(1425010027)
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UPN
“VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2014
BAB I
SEJARAH DAN SISTEM EKONOMI INDONESIA
A. Pendahuluan
Perlu diketahui bahwa proses pembangunan ekonomi di suatu
negara sangat ditentukan oleh banyak faktor, baik internal maupun eksternal.
Faktor-faktor internal, diantaranya adalah kondisi fisik, lokasi geografi,
jumlah dan kualitas sumber daya alam dan manusia. Faktor-faktor eksternal
diantaranya adalah perkembangan teknologi, kondisi perekonomian dan politik
dunia, serta keamanan global.
B. Sejarah Ekonomi Indonesia
Sistem ekonomi adalah cara manusia melaksanakan kegiatan
ekonomi untuk memenuhi kebutuhan atau memberikan kepuasan pribadinya. Keadaan
perekonomian negara-negara berkembang saat ini tidak lepas dari pengaruh :
- Sistem perekonomian dan pola pembangunan ekonomi yang diterapkan.
- Pembangunan infrastuktur fisik dan sosial.
- Tingkat pembangunan yang telah dicpai pada masa penjajahan.
Indonesia sebagai negara yang pernah dijajah oleh 4 negara
yaitu, Portugis, Inggris, Belanda, dan Jepang pasti secara langsung atau tidak
langsung mendapat pengaruh dari negara-negara tersebut. Tetapi faktor yang
sangat menentukan keberhasilan ekonomi bukan warisan dari negara penjajah,
melainkan tergantung dari rezim pemerintah yang berkuasa dan kebijakan serta
sistem ekonomi yang diterapkan negara tersebut.
Dasar politik perekonomian Indonesia terpancang dalam UUD
1945 pasal 33 yang berbunyi : “Perekonomian Indonesia berdasarkan atas asas
kekeluargaan.”. Dalam penjelasan pasal 33 UUD 1945 itu tercantum
dasar demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan oleh semua untuk semua dibawah
pimpinan atau kepemilikan anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakatlah
yang diutamakan bukan kemakmuran orang-perorangan. Bangun usaha yang sesuai
dengan usaha bersama bedasarkan azas kekeluargaan ialah koperasi. Cabang-cabang
produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajathidup orang banyak harus
dikuasai oleh Negara. Hanya perusahaan yang tidak menguasai hajat hidup orang
banyak yang boleh berada di tangan orang-perorangan. Sistem ekonomi di
Indonesia dijalankan berlandaskan Pancasila, UUD 1945, dan GBHN.
1. Pemerintahan Orde Lama
Setelah kemerdekaan 1945, keadaan ekonomi Indonesia sangat
buruk sekali, ekonomi nasional mengalami stagplasi akibat pendapatan penduduk
Jepang, perang dunia ke II, perang revolusi dan akibat manajemen ekonomi makro
yang sangat jelek. Tahun 1945-1956 Indonesia menerapkan sistem politik
demokrasi liberal, kekuasaan ada di tangan sejumlah partai politik dan sering
terjadi konflik yang menyebabkan kehancuran perekonomian nasional. Setelah
terjadi transisi politik ke sistem ekonomi atau demokrasi terpimpin (1957-1965),
dimana kekuasaan militer dan presiden sangat besar. Sistem politik dan ekonomi
semakin dekat dengan haluan dan pemikiran sosialis/komunis.
Keadaan
ekonomi Indonesia terutama setelah dilakukan nasionalisasi terhadap
perusahaan-perusahaan asing menjadi lebih buruk dibandingkan keadaan ekonomi
semasa penjajahan Belanda. Keadaan ini membuat Indonesia semakin sulit
mendapatkan dana dari negara-negara barat, baik dalam bentuk pinjaman maupun
PMA. Dan untuk membiayai rekonstruksi ekonomi dan pembangunan Indonesia sangat
membutuhkan dana yang cukup besar. Pada September 1965 terjadi kudeta G 30S
PKI, yang meyebabkan terjadi perubahan politik yang sangat besar juga mengubah
sistem ekonomi yang dianut Indonesia dari sosialis ke semi kapitalis yang
mengakibatkan kesenjangan ekonomi semakin besar.
Pada
tanggal 17 agustus 1945, indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Namun
demikian, tidak berarti Indonesia sudah bebas dari Belanda. Tetapi setelah
akhirnya pemerintah Belanda mengakui secara resmi kemerdekaan Indonesia. Sampai
tahun 1965, Indonesia gejolak politik di daalam negeri dan beberapa
pemberontakan di sejumlah daerah. Akibatnya, selama pemerintahan orde lama,
keadaan perekonomian Indonesia sangat buruk. Seperti pertumbuhan ekonomi yang
menurun sejak tahun 1958 dan defisit anggaran pendapatan dan belanja
pemerintahan terus membesar dari tahun ke tahun. Dapat disimpulkan bahwa
buruknya perekonomian Indonesia selama pemerintahan Orde Lama terutama
disebabkan oleh hancurnya infrastruktur ekonomi, fisik, maupun nonfisik selama
pendudukan jepang. Dilihat dari aspek politiknya selama periode orde lama,
dapat dikatakan Indonesia pernah mengalami sistem politik yang sangat
demokratis yang menyebabkan kehancuran politik dan perekonomian nasional.
2.
Pemerintahan Orde Baru
Pada maret 1966 Indonesia memasuki
pemerintahan orde baru dan perhatian lebih ditujukan pada peningkatan
kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan ekonomi dan sosial, dan juga
pertumbuhan ekonomi yang berdasarkan system ekonomi terbuka sehingga dengan
hasil yang baik membuat kepercayaan pihak barat terhadap prospek ekonomi
Indonesia. Sebelum rencana pembangunan melalui Repelita dimulai, terlebih
dahulu dilakukan pemulihan stabilitas ekonomi, social, dan politik serta
rehabilitasi ekonomi di dalam negeri. Selain itu, pemerintah juga menyusun
Repelita secara bertahap dengan target yang jelas, IGGI juga membantu membiayai
pembangunan ekonomi Indonesia. Dampak Repelita terhadap perekonomian Indonesia
cukup mengagumkan, terutama pada tingkat makro, pembangunan berjalan sangat
cepat dengan laju pertumbuhan rata-rata pertahun yang relative tinggi.
Keberhasilan pembangunan ekonomi di Indonesia pada dekade 1970-an disebabkan
oleh kemampuan kabinet yang dipimpin presiden dalam menyusun rencana, strategi
dan kebijakan ekonomi, tetapi juga berkat penghasilan ekspor yang sangat besar
dari minyak tahun 1973 atau 1974, juga pinjaman luar negeri dan peranan PMA
terhadap proses pembangunan ekonomi Indonesia semakin besar. Akibat peningkatan
pendapatan masyarakat, perubahan teknologi dan kebijakan Industrialisasi sejak
1980-an, ekonomi Indonesia mengalami perubahan struktur dari Negara agrarsi ke
Negara semi industri.
3.
Pemerintahan Transisi
Mei 1997, nilai tukar bath Thailand terhadap dolar AS
mengalami suatu goncangan yang hebat, hingga akhirnya merembet ke Indonesia dan
beberapa negara asia lainnya. Rupiah Indonesia mulai terasa goyang pada bulan
juli 1997. Sekitar bulan September 1997, nilai tukar rupiah terus melemah,
hingga pemerintah Orde Baru mengambil beberapa langkah konkret, antaranya
menunda proyek-proyek dan membatasi anggaran belanja negara. Pada akhir Oktober
1997, lembaga keuangan internasional memberikan paket bantuan keuangaannya pada
Indonesia.
4.
Pemerintahan Reformasi
Ketidakstabilan politik dan sosial yan tidak kunjung surut
selama pemerintahan Gusdur menaikkan tingkat country risk Indonesia. Hal ini
ditambah semakin buruknya hubungan antara pemerintah Indonesia dengan IMF,
membuat pelaku-pelaku bisnis termasuk investor asing enggan melakukan kegiatan
bisnis atau menanam modalnya di Indonesia. Akibatnya perekonomian nasional pada
masa Gusdur tahun 2001 cenderung lebih buruk daripada pemerintahan Habibie
bahkan bias membawa Indonesia ke krisis kedua yang dampaknya terhadap ekonomi,
sosial dan politik akan jauh lebih besar daripada krisis tahun 1997.
Awal
pemerintahan reformasi yang dipimpin oleh Presiden Wahid, masyarakat umum
menaruh pengharapan besar terhadap kemampuan Gusdur. Dalam hal ekonomi,
perekonomian Indonesia mulai menunjukkan adanya perbaikan. Namun selama
pemerintahan Gusdur, praktis tidak ada satupun masalah di dalam negeri yang
dapat terselesaikan dengan baik. Selain itu hubungan pemerintah Indonesia di
bawah pimpinan Gusdur dengan IMF juga tidak baik. Ketidakstabilan politik dan
sosial yang tidak semakin surut selama pemerintahan Abdurrahman Wahid menaikkan
tingkat country risk Indonesia. Makin rumitnya persoalan ekonomi
ditunjukkan oleh beberapa indikator ekonomi. Seperti pergerakan Indeks Harga
Saham Gabungan yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang negatif dan rendahnya
kepercayaan pelaku bisnis terhadap pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar
AS.
5.
Pemerintahan Gotong Royong
Pemerintahan Megawati mewarisi kondisi perekonomian
Indonesia yang jauh lebih buruk daripada masa pemerintahan Gusdur. Inflasi yang
dihadapi Kabinet Gotong Royong pimpinan Megawati juga sangat berat. Rendahnya
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada masa pemerintahan Megawati disebabkan antara
lain masih kurang berkembangnya investor swasta, baik dalam negeri mauoun
swasta. Melihat indikator lainnya, yakni nilai tukar rupiah, memang kondisi
perekonomian Indonesia pada pemerintahan Megawati lebih baik. Namun tahun 1999
IHSG cenderung menurun, ini disebabkan kurang menariknya perekonomian Indonesia
bagi investor, kedua disebabkanoleh tingginya suku bunga deposito.
Kabinet
Gotong Royong pimpinan Megawati menghadapi keterpurukan kondisi ekonomi yang
ditinggal Gusdur seperti tingkat suku bunga, inflasi saldo neraca pembayaran
dan deficit APBN. Di masa ini direalisasikan berdirinya KPK (Komisi
Pemberantasan Korupsi), tetapi belum ada gebrakan konkrit dalam pemberantasan
korupsi. Padahal keberadaan korupsi membuat banyak investor berpikir dua kali
untuk menanamkan modal di Indonesia, dan mengganggu jalannya pembangunan
nasional. Pada pemerintahan Megawati mulai tahun 2002 dan di tahun 2003 kondisi
makro ekonomi semakin membaik yakni inflasi, tingkat suku bunga turun, kurs
rupiah stabil, stabilitas politik tercipta dan roda perekonomian dapat roda
perekonomian dapat bergerak kembali.
BAB II
SISTEM EKONOMI INDONESIA
1.
Pengertian-pengertian Sistem Ekonomi
Menurut Dumairy (1966), Sistem ekonomi adalah
suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan
seperangkat kelembagaan dalam suat tatanan kehidupan, selanjutnya dikatakannya
pula bahwa suatu sistem ekonomi tidaklah harus berdiri sendiri, tetapi
berkaitan dengan padangan, pola dan filsafat hidup
masyarakat tempatnya berpijak.
Sistem
menurut Chester A. Bernard, adalah suatu kesatuan yang terpadu, yang di
dalamnya terdiri atas bagian-bagian dan masing-masing bagian memiliki ciri dan
batas tersendiri. Suatu sistem pada dasarnya adalah “organisasi besar” yang
menjalin berbagai subjek (atau objek) serta perangkat kelembagaan dalam suatu
tatanan tertentu. Subjek atau objek pembentuk sebuah sistem dapat berupa
orang-orang atau masyarakat, untuk suatu sistem sosial atau sistem
kemasyarakatan dapat berupa makhluk-makhluk hidup dan benda alam, untuk suatu
sistem kehidupan atau kumpulan fakta, dan untuk sistem informasi atau bahkan
kombinasi dari subjek-subjek tersebut. Perangkat kelembagaan dimaksud meliputi
lembaga atau wadah tempat subjek (objek) itu berhubungan, cara kerja dan
mekanisme yang menjalin hubungan subjek (objek) tadi, serta kaidah atau norma
yang mengatur hubungan subjek (objek) tersebut agar serasi. Kaidah atau norma
yang dimaksud bisa berupa aturan atau peraturan, baik yang tertulis maupun yang
tidak tertulis, untuk suatu sistem yang menjalin hubungan antar manusia.
Secara
toritis, pengertian sistem ekonomi dapat dikatakan sebagai perpaduan dari
aturan–aturan atau cara–cara yang menjadi satu kesatuan dan digunakan untuk
mencapai tujuan dalam perekonomian. Sedangkan menurut Gilarso ( 1992:486
) sistem ekonomi adalah keseluruhan cara untuk mengordinasikan perilaku
masyarakat (para konsumen, produsen, pemerintah, bank, dan sebagaiannya) dalam
menjaankan kegiatan ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi, investasi, dan
sebagaiannya) sehingga menjadi satu kesatuan yang teratur dan dinamis, dan
kekacauan dapat dihindari. Lalu menurut McEachren, sistem ekonomi dapat
diartikan sebagai seperangkat mekanisme dan institusi untuk menjawab pertanyaan
apa, bagaimana, dan untuk siapa barang dan jasa diproduksi.
Sistem
ekonomi merupakan perpaduan dari
aturan–aturan atau cara–cara yang menjadi satu kesatuan dan digunakan untuk
mencapai tujuan dalam perekonomian. Suatu sistem dapat diibaratkan seperti
lingkaran-lingkaran kecil yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
Lingkaran-lingkaran kecil tersebut merupakan suatu subsistem. Subsistem tersebut
saling berinteraksi dan akhirnya membentuk suatu kesatuan sistem dalam
lingkaran besar yang bergerak sesuai aturan yang ada. Berbagai permasalahan
ekonomi yang dihadapi oleh semua negara di dunia, hanya dapat diselesaikan
berdasarkan sistem ekonomi yang dianut oleh masing–masing negara. Perbedaan
penerapan sistem ekonomi dapat terjadi karena perbedaan sistem pemerintahan
maupun perbedaan pemilikan sumber daya suatu negara.
2.
Sistem- Sistem Ekonomi
Berbagai
permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh semua negara di dunia, hanya dapat
diselesaikan berdasarkan sistem ekonomi yang dianut oleh masing–masing negara.
Perbedaan
penerapan sistem ekonomi dapat terjadi karena perbedaan pemilikan sumber daya
maupun perbedaan sistem pemerintahan suatu negara.
Sistem
ekonomi merupakan perpaduan dari aturan–aturan atau cara–cara yang menjadi satu
kesatuan dan digunakan untuk mencapai tujuan dalam perekonomian. Suatu sistem
dapat diibaratkan seperti lingkaran-lingkaran kecil yang saling berhubungan
satu dengan yang lainnya.
Lingkaran-lingkaran
kecil tersebut merupakan suatu subsistem. Subsistem tersebut saling
berinteraksi dan akhirnya membentuk suatu kesatuan sistem dalam lingkaran besar
yang bergerak sesuai aturan yang ada.
Sistem
ekonomi dapat berfungsi sebagai :
- Sarana pendorong untuk melakukan produksi
- Cara atau metode untuk mengorganisasi kegiatan individu
- Menciptakan mekanisme tertentu agar distribusi barang dan jasa terlaksana dengan baik.
Macam-macam
SistemEkonomi
Sistem
ekonomi sebagai solusi dari permasalahan ekonomi yang terjadi dapat dibedakan
menjadi 4 macam, yaitu :
1.
Sistem Ekonomi Tradisional
2.
Sistem Ekonomi Pasar (Liberal/Bebas)
3.
sistem ekonomi Komando (Terpusat)
4.
Sistem Ekonomi Campuran
1.
Sistem Ekonomi Tradisional
Sistem
ekonomi tradisional merupakan sistem ekonomi yang diterapkan oleh masyarakat
tradisional secara turun temurun dengan hanya mengandalkan alam dan tenaga
kerja.
Ciri
dari sistem ekonomi tradisional adalah :
1.
Teknik produksi dipelajari secara turun temurun dan bersifat sederhana
2.
Hanya sedikit menggunakan modal
3.
Pertukaran dilakukan dengan sistem barter (barang dengan barang)
4.
Belum mengenal pembagian kerja
5.
Masih terikat tradisi
6.
Tanah sebagai tumpuan kegiatan produksi dan sumber kemakmuran
Sistem
ekonomi tradisional memiliki kelebihan sebagai berikut:
1.
Tidak terdapat persaingan yang tidak sehat, hubungan antar individu sangat erat
2.
Masyarakat merasa sangat aman, karena tidak ada beban berat yang harus dipikul
3.
Tidak individualistis
Kelemahan
dari sistem ekonomi tradisional adalah :
- Teknologi yang digunakan masih sangat sederhana, sehingga produktivitas rendah
- Mutu barang hasil produksi masih rendah Saat ini sudah tidak ada lagi negara yang menganut sistem ekonomi tradisional, namun di beberapa daerah pelosok, seperti suku badui dalam, sistem ini masih digunakan dalam kehidupan sehari – hari
2.
Sistem Ekonomi Pasar (Liberal/Bebas)
Sistem
ekonomi pasar adalah suatu sistem ekonomi dimana seluruh kegiatan ekonomi mulai
dari produksi, distribusi dan konsumsi diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme
pasar.
Sistem
ini sesuai dengan ajaran dari Adam Smith, dalam bukunya An Inquiry Into the
Nature and Causes of the Wealth of Nations.
Ciri
dari sistem ekonomi pasar adalah :
1.
Setiap orang bebas memiliki barang, termasuk barang modal
2.
Setiap orang bebas menggunakan barang dan jasa yang dimilikinya
3.
Aktivitas ekonomi ditujukan untuk memperoleh laba
4.
Semua aktivitas ekonomi dilaksanakan oleh masyarakat (Swasta)
5.
Pemerintah tidak melakukan intervensi dalam pasar
6.
Persaingan dilakukan secara bebas
7.
Peranan modal sangat vital Kebaikan dari sistem ekonomi antara lain:
- Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam mengatur kegiatan ekonomi
- Setiap individu bebas memiliki sumber-sumber produksi
- Munculnya persaingan untuk maju
- Barang yang dihasilkan bermutu tinggi, karena barang yang tidak bermutu tidak akan laku dipasar Efisiensi dan efektivitas tinggi karena setiap tindakan ekonomi didasarkan atas motif mencari laba
Kelemahan
dari sistem ekonomi antara lain:
1.
Sulitnya melakukan pemerataan pendapatan
2.
Cenderung terjadi eksploitasi kaum buruh oleh para pemilik modal
3.
Munculnya monopoli yang dapat merugikan masyarakat
4.
Sering terjadi gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasisumber daya
oleh individu
3.
Sistem Ekonomi Komando (Terpusat)
Sistem
ekonomi komando adalah sistem ekonomi dimana peran pemerintah sangat dominan
dan berpengaruh dalam mengendalikan perekonomian. Pada sistem ini pemerintah
menentukan barang dan jasa apa yang akan diproduksi, dengan cara atau metode
bagaimana barang tersebut diproduksi, serta untuk siapa barang tersebut
diproduksi.
Ciri
dari sistem ekonomi pasar adalah :
1.
Semua alat dan sumber-sumber daya dikuasai pemerintah
2.
Hak milik perorangan tidak diakui
3.
Tidak ada individu atau kelompok yang dapat berusaha dengan bebas dalam
kegiatan perekonomian
4.
Kebijakan perekonomian diatur sepenuhnya oleh pemerintah Kebaikan dari sistem
ekonomi terpusat adalah:
- Pemerintah lebih mudah mengendalikan inflasi, pengangguran dan masalah ekonomi lainnya
- Pasar barang dalam negeri berjalan lancar
- Pemerintah dapat turut campur dalam hal pembentukan harga
- Relatif mudah melakukan distribusi pendapatan
- Jarang terjadi krisis ekonomi
Kelemahan
dari sistem ekonomi terpusat adalah :
1.
Mematikan inisiatif individu untuk maju
2.
Sering terjadi monopoli yang merugikan masyarakat
3.
Masyarakat tidak memiliki kebebasan dalam memilih sumber daya
5.
Sistem Ekonomi Campuran
Di
samping kedua ekstrim sistem ekonomi tersebut, terdapat sebuah sistem yang lain
yang merupakan “atas campuran : antara keduanya, dengan berbagai fariasi kadar
donasinya, dengan berbagai fariasi nama dan oleh istilahnya. Sistem ekonomi
campuran pada umumnya diterapkan oleh negara-negara berkembang atau
negara-negara dunia ke tiga. Beberapa negara di antaranya cukup konsisten dalam
meramu sistem ekonomi campuran, dalam arti kadar kapitalisnya selalu lebih
tinggi (contoh Filipina) atau bobot sosialismenya lebih besar (contoh India).
Namun banyak pula yang goyah dalam meramu campuran kedua sistem ini,
kadang-kadang condong kapitalistik.
Pada
dasarnya sistem ekonomi campuran atau sistem ekonomi kerakyatan dengan
persaingan terkendali, merupakan sistem ekonomi yang paling cocok untuk
mengelola perekonomian di Indonesia, namun demikian akhir-akhir ini sistem
ekonomi Indonesia semakin condong ke ekonomi liberal dan kapitalis hal ini
ditandai dengan derasnya modal asing yang masuk ke Indonesia dan banyaknya BUMN
dan BUMD yang telah diprivatisasi. Kecenderungan tersebut dipacu derasnya arus
globalisasi dan bubarnya sejumlah negara komunis di Eropa Timur yang bersistem
ekonomi sosialisme-komunistik.
Sistem
ekonomi campuran merupakan satu sistem ekonomi hasil daripada campuran diantara
sistem kapitalis dan sistem sosialis. Melalui sistem ini, kerajaan dan swasta
bekerjasama untuk membentuk satu pasaran yang lebih adil. Dasar-dasar kerajaan
/ negara diubah secara menyeluruh dan menggbungkan semua pihak termasuk pihak
swasta. Kerajaan / negara sebagai penguasa meski bagaimanapun boleh campur
tangan dalam pasaran serta urusan ekonomi dan keuangan sesuai keadaan .
Hak
milik kerajaan / Negara dan swasta akan dikelola untuk kebaikan rakyat.
Walaupun kerajaan / Negara menjadi pemilik kepada badan-badan utiliti
tertentu tertentu namun pihak swasta juga dibenarkan terlibat dalam
kegiatan-kegiatan perniagaan yang besar serta menjadi pemilik kepada
industri-industri gergasi yang penting di negara ini bahkan berbagai-bagai insentif
diberikan untuk menggerakkan kegiatan sektor swasta. Malaysia adalah di antara
negara yang menganut sistem ekonomi campuran.
Sistem ekonomi campuran merupakan dari sistem ekonomi pasar dan terpusat, dimana pemerintah dan swasta saling berinteraksi dalam memecahkan masalah ekonomi.
Sistem ekonomi campuran merupakan dari sistem ekonomi pasar dan terpusat, dimana pemerintah dan swasta saling berinteraksi dalam memecahkan masalah ekonomi.
Ciri
dari sistem ekonomi campuran adalah :
1.
Merupakan gabungan dari sistem ekonomi pasar dan terpusat
2.
Barang modal dan sumber daya yang vital dikuasai oleh pemerintah
3.
Pemerintah dapat melakukan intervensi dengan membuat peraturan, menetapkan
kebijakan fiskal, moneter, membantu dan mengawasi kegiatan swasta.
4.
Peran pemerintah dan sektor swasta berimbang Penerapan sistem ekonomi campuran
akan mengurangi berbagai kelemahan dari sistem ekonomi pasar dan komando dan ditujukan
untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Secara
umum saat ini hampir tidak ada negara yang murni melaksanakan sistem ekonomi
terpusat maupun pasar, yang ada adalah kecenderungan terhadap ekonomi pasar
seperti Amerika, Hongkong, dan negara–negara eropa barat yang berpaham liberal,
sementara negara yang pernah menerapkan ekonomi terpusat adalah Kuba, Polandia
dan Rusia yang berideologi sosialis atau komunis.
Kebanyakan
negara-negara menerapkan sistem ekonomi campuran seperti Perancis, Malaysia dan
Indonesia. Namun perubahan politik dunia juga mempengaruhi sistem ekonomi,
seperti halnya yang dialami Uni Soviet pada masa pemerintahan Boris Yeltsin,
kehancuran komunisme juga mempengaruhi sistem ekonomi soviet, dari sistem
ekonomi terpusat (komando) mulai beralih ke arah ekonomi liberal dan mengalami
berbagai perubahan positif.
6.
Ekonomi Islam
Kegiatan
ekonomi Islam merupakan satu kewajipan yang penting di dalam Islam. Tuntutan
terhadap ekonomi di dalam Islam adalah penting kerana Islam satu cara hidup yang
menyatupadukan kehendak-kehendak kebendaan dan rohaniah manusia.
Asas-asas
ekonomi Islam terkandung di dalam Al-Quran dan juga sunah Rasulullah s.a.w.
Daripada sumber-sumber ini, ulamak-ulamak dan ahli-ahli ekonomi Islam telah
mengupas beberapa prinsip sistem ekonomi Islam.
Prinsip
– prinsip utama yang dirumuskan dalam ekonomi Islam :
1.
Konsep Pemilik dan kekhalifahan
2.
Integrasi Antara Nilai-Nilai Akhlak Dan Kegiatan Ekonomi
3.
Sikap Positif Terhadap Aktivitas Dan Pembangunan Ekonomi
4.
Tagihan kekayaan semula .
5.
Pembagian untung dan rugi .
BAB III
KESIMPULAN
Sistem
ekonomi yang diterapkan di Indonesia, kapitalisme, sosialisme, atau gabungan
dari keduanya. Dalam memahami ekonomi yang diterapkan di Indonesia, paling
tidak secara konstitutional, perlu dipahami terlebih dahulu ideologi apa yang
dianut oleh Indonesia. Pasal 33 dianggap pasal terpenting yang mengatur
langsung sistem ekonomi Indonesia, yakni prinsip demokrasi ekonomi. Secara
rinci pasal menetapkan 3 hal, yakni :
- Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.
- Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai negara.
- Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar